Senin, 17 Mei 2010

"Siapa Saya.???"

Terkadang dalam sebuah renungan yang biasanya datang tanpa diduga dalam mindset imajinasi, Pertanyaan itu selalu menghampiriku. “Aku, selalu dihantui perntayaan yang datang dari diriku sendiri”. “Siapakah Saya.??”
Sebetulnya pertanyaan ini begitu remeh dan mungkin tidak memiliki beban sama sekali untuk menjawabnya, namun bagiku tidak, dan aku yakin, pertanyaan itu tidak akan mampu dijawab dengan sempurna oleh orang – orang oportunis, sombong dan hidup hanya mementingkan diri sendiri.!
Yang menentukan diri kita dalam menentukan pilihan – pilihan adalah diri kita sendiri, dan seorang manusia adalah seperti yang dia pikirkan, orang lain tidak dapat merubahnya. Dan akhirnya dialah yang berhak menjawab siapa dirinya, Itu yang dapat saya pahami setiap pertanyaan itu hadir.
Ditengah realitas social yang semakin tak bercahaya akhir – akhir ini, tidak sedikit orang yang membiarkan dirinya diperalat. Baik itu diperalat oleh individu diluar diri mereka maupun diperalat oleh sesuatu yang lahir dari dalam diri mereka sendiri, yaitu “NAFSU”
Di Indonesia, keadaan seperti ini tidak asing lagi dalam pandangan dan pengamatanku. Baik itu politisi, maupun kaum intelektual yang masih bermarkas dimenara gading yaitu “Kampus” (kata “Gie”). Bagi saya, tidak sedikit yang membiarkan dirinya diperalat dan memperalat dirinya sendiri. Mereka tidak punya idialisme, rasionalitas mereka sangat murah dan gampang terjual dan dibeli.!!!
Mereka dengan mudah merasionalisasikan keadaan hanya karena takut dengan dosen, guru maupun atasannya, walaupun pada dasarnya dia dalam posisi yang benar. Dan yang lebih menyedihkan lagi yaitu, “sifat kepengecutan itu dirasionalisasikannya sebagai bentuk kepatuhan”.
Dalam perjalanan bangsa ini, Ironis sekali keadaannya. Ditengah kondisi masyarakat yang serba kekurangan dan serba sulit, para politisi dan kaum – kaum intelektualnya bukan malah mencari jalan keluar bagi persoalan fundamental rakyat selama ini, mereka malah asyik dengan pertarungan idealisme masing – masing golongan, yang pada dasarnya tidak berlandaskan pada persoalan – persoalan rakyat hari ini. Penderitaan rakyat dieksploitasi, dan kemiskinan serta kelemahan lawan politik ternyata jadi ladang subur untuk tebar pesona, itulah wajah politisi kita hari ini. Bagi saya, sampai hari ini mereka tidak mengenal diri mereka sendiri.!!!
Bangsa ini, membutuhkan generasi – generasi yang mengetahui asal muasal dari mana dirinya dan yang lebih tepatnya “Siapa dirinya.??”, serta rasionalitasnya tidak mudah terjual dan harus memiliki idialisme yang kuat untuk kemakmuran rakyat mayoritas, bukan golongan atau individu sendiri.

“Kebenaran tidak datang dari intruksi siapapun, tapi harus dihayati dan lahir secara kreatif dari kita sendiri”.

Rasanya tidak adil kalau saya hanya mengkritisi dan menilai orang lain, tanpa orang lain tahu siapa sebenarnya saya, dari ucapan dan pengakuan saya sendiri.
Siapakah saya,.???
Saat ini, saya adalah seorang pelajar yang sedang belajar dalam kehidupan ini, dan mencoba untuk berkembang dan menilai segala sesuatu secara kritis dengan tetap mempertahankan independensi akademik saya, walaupun pengalaman dan pengetahuan saya terbatas, dan itu semua saya lakukan, karena saya adalah seorang pelajar. Dan Karena itu juga, saya lebih suka untuk bertindak terang – terangan atau terus terang, walaupun ada kemungkinan salah bertindak, yang jelas saya punya keyakinan dan itu lebih baik dari pada saya tidak bertindak sama sekali.

Dan Akhirnya, saya menemukan diri saya dalam tindakan.!!!