Jumat, 25 Juni 2010

“ISRAEL KEPALA BATU = “AMERIKA” TIDAK SEGARANG YANG KUKIRA.??”

Nampaknya setelah Israel melakukan penyerangan yang memalukan dengan menggunakan armada militer lengkap terhadap kapal bantuan kemanusiaan yang bahkan tidak memilki senjata, tampaknya reaksi dunia Internasional semakin “berani” mengecam Israel. Bahkan Armada Kapal tambahan akan diberangkatkan kembali. Ini merupakan gerakan yang memang seharusnya dilakukan oleh dunia Internasional. Setelah mempertanyakan apa peran dunia Internasional, sebenarnya logika yang terjadi bahwa pengiriman relawan dunia Internasional dengan kapal –kapal laut, sebagai upaya menembus dari daerah yang lebih luas dan agak longgar (selain darat yang sudah dikepung) yaitu bentuk nyata dari warga dunia yang peduli terhadap bangsa palestina. Adanya mereka dan ditangkapnya mereka adalah bentuk nyata bahwa dunia masih peduli dengan warga palestina. Namun dalam sebuah surat kabar baru – baru ini, ada sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa “siapapun yang berharap akan datangnya perdamaiaan atau setidaknya kesetabilan dan ketenangan di Timur Tengah terutama antara Israel dan Palestina, tidak ubahnya menunggu Godot yang tidak pernah datang dalam lakon karya Samuel Beckett yang terkenal itu. Dan kitapun mungkin akan sepakat dengan pernyataan itu jika tidak ada usaha dari dunia internasional terutama bagi Negara – Negara yang berkompeten dalam hal ini, jika terus berdiam dan tunduk pada hegemony Negara – Negara tertentu, maka jangan berharap mimpi tentang rumah dan kampung serta negara yang aman bagi rakyat dan bocah – bocah Palestina tidak akan pernah terwujud.
Bergolaknya peristiwa Mavi Marmara, sampai kepada kecaman dunia internasional ternyata tidak membuat Israel jerah, namun yang terjadi malah sebaliknya, mereka makin provokatif. Contoh, setelah insiden tersebut dan mereka mendapatkan resolusi dari PBB yang kemudian ada usulan dari dunia internasional untuk menyelidiki kasus tersebut, mereka malah dengan tegas menolak investigasi penyelidikan internasional dan memilih untuk menyelidiki sendiri insiden tersebut yang sudah pasti akan tertebak bahwa hasilnya akan jauh dari nilai – nilai objektifitas dalam pandangan dunia internasional. Kemudian yang lebih parahnya lagi mereka justru menegaskan bahwa mereka akan memperketat blokade atas Gaza yang sejak 2007 lalu telah mengakibatkan 80% dari total 1,5 juta warga gaza menderita lahir batin hingga saat ini.
Berdasarkan aksi – aksi Israel yang sangat tidak manusiawi tersebut dapat kita bayangkan bahwa hari – hari depan Gaza dan Palestina akan semakin bergolak seiring dengan sikap kepala batu Israel dan Oportunisme Masyarakat Dunia Internasional serta Negara – Negara yang berkompeten dalam hal ini, yang perhatiannya dapat kita lihat yaitu kian hari, kian meninggalakan dan melupakan persoalan ini. Ada yang berpendapat bahwa Konflik Israel dan Palestina hanya akan selesai jika Amerika sebagai Negara Adidaya memiliki kemauan untuk bertindak dan menyelesaikan persoalan ini dengan tegas, karena bukan rahasia lagi bahwa Amerika memiliki hegemony dan kekuatan yang sangat besar dalam menentukan kebijakan – kebijakan dunia Internasional termasuk PBB. Dan saat inilah kita berharap pada Obama untuk bijaksana dan konsisten dengan apa yang pernah diakatakan dalam pidatonya di Kairo dulu, yaitu menginginkan sebuah tatanan dunia baru yang ramah, toleran, dan egaliter sekaligus membuktikan bahwa tidak ada hegemony yang menggerakkan kebijakan politik dan ekonomi pemerintahannya selain dirinya. Sadarkah dan Mampukah dia..???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar